Storytelling atau bercerita kini menjadi elemen dalam copywriting yang esensial jika ingin memberikan kesan dan dampak mendalam bagi audiens.
Melalui bercerita, Anda menyentuh sisi emosional yang relevan pada audiens sehingga lebih berpotensi mendorong mereka untuk melakukan pembelian atau tindakan konversi lainnya.
Itulah mengapa, Anda perlu bercerita jika ingin menaikkan penjualan. Namun, bagaimana sebenarnya bercerita bisa menjadi strategi meningkatkan konversi penjualan yang jitu?
IndonesianWriter mengajak Anda memahaminya lebih jelas melalui artikel ini. Mari simak hingga akhir!
Copywriting Storytelling, Rahasia di Balik Penjualan yang Meningkat
Pertama, penting untuk memahami makna dari kata ‘story telling’ itu sendiri. Bila diartikan ke bahasa Indonesia, frasa atau istilah ini berarti ‘bercerita’ atau menuturkan cerita.
Definisi bercerita sendiri menurut National Storytelling Network merujuk pada seni interaktif yang memanfaatkan kata-kata serta tindakan untuk menunjukkan elemen dan juga gambar dalam suatu cerita sembari membangkitkan imajinasi pendengar.
Bercerita juga melibatkan penyajian cerita dalam bentuk narasi, yang lebih relevan dengan definisi bercerita dalam copywriting.
Meningkatkan penjualan memang membutuhkan copy yang persuasif agar audiens tertarik melakukan pembelian. Untuk mengarahkan audiens ke bagian Call to Action pembelian, Anda harus bisa mendapatkan perhatian penuh audiens agar bertahan membaca konten hingga akhir.
Menariknya, bukan dengan mencantumkan daftar fitur produk Anda audiens akan menyimak konten sampai habis. Namun, dengan menyampaikan cerita yang bagus dan relevan.
Storytelling adalah seni bercerita melalui narasi yang mengajak audiens membangkitkan imajinasinya. Saat berimajinasi, Anda tidak sedang berpersepsi yang bergantung pada informasi sensorik eksternal seperti seperti penglihatan, pendengaran, hingga sentuhan.
Sebaliknya, berimajinasi melibatkan perasaan dan ingatan yang berasal dari dalam diri sendiri. Dengan kata lain, imajinasi membuat Anda menggunakan sisi emosional demi membayangkan suatu pengalaman serta memahami perspektif orang lain.
Kembali melanjutkan poin sebelumnya yang menyebutkan bahwa menyampaikan cerita yang bagus dan relevan akan membuat audiens menyimak konten sampai habis.
Hal tersebut bisa terjadi karena audiens akan merasa relevan secara emosional, sehingga konten lebih berkesan dan mudah diingat.
Baca juga: Pentingnya menggunakan jasa copywriting profesional untuk kebutuhan bisnis
Kemudian, otak manusia secara alami menyukai narasi. Itulah mengapa, audiens cenderung merespon positif konten yang mengandung unsur bercerita.
Melakukan tindakan pembelian pun lebih mungkin dilakukan jika copy mengandung cerita. Jadi, begitulah sederhananya cara bercerita meningkatkan penjualan.
Bagaimana Storytelling Copywriting Meningkatkan Konversi?
Story telling dalam copywriting adalah teknik menyampaikan informasi menggunakan cerita menarik yang mengalir serta membangkitkan perasaan audiens.
Melalui bercerita, audiens akan terlibat secara emosional sehingga terdorong untuk mengenal lebih mendalam maupun melakukan tindakan yang lebih jauh.
Pendekatan copywriting dengan story telling menjadi yang paling halus untuk diterapkan kepada audiens. Sebab, Anda tidak menjejali mereka dengan informasi produk atau layanan secara berlebihan.
Baca Juga: 10 Jenis Copywriting yang Menarik untuk Iklan
Manfaat, fitur, serta edukasi produk atau layanan dikemas dengan narasi yang menarik dan juga mengalir tanpa kesan memaksa. Tidak seperti hard selling yang hiperbola dalam menjelaskan manfaat hingga testimoni produk/layanan.
Peran storytelling copywriting dalam meningkatkan konversi melibatkan lima cara di bawah ini:
-
Mengajukan Pertanyaan
Anda bisa mengajukan pertanyaan pada audiens untuk mengembangkan angle atau sudut pandang cerita yang baru. Ini akan membantu ketika Anda sedang kehabisan ide mengenai cerita apa yang harus ditulis dalam copy.
Sertakan juga gambar atau foto sebagai visual pendukung yang menambah daya tarik storytelling copywriting.
Pertanyaan akan menjadi pendorong audiens untuk mencari lebih dalam mengenai produk atau layanan Anda, sehingga lebih mungkin menghasilkan konversi.
-
Membagikan Pengalaman Pribadi
Selanjutnya, Anda bisa membagikan pengalaman pribadi yang relevan dengan produk atau layanan. Tidak semata-mata harus pengalaman pribadi yang nyata, namun Anda bisa menggunakan sudut pandang ini bila ingin storytelling copywriting lebih dipercaya audiens.
Trik ini juga menjadi content marketing yang ampuh untuk memikat hati para audiens agar melakukan pembelian.
Anda bisa melibatkan objek seperti ‘teman’, ‘suami/istri’, hingga ‘anak’, menyesuaikan konteks narasi storytelling dan target audiens dari produk/layanannya.
-
Menceritakan Orang Lain
Tidak hanya berbagi pengalaman pribadi, bercerita dalam copywriting juga bisa menyangkut orang lain. Anda bisa memilih aspek apa dari orang tersebut yang ingin disertakan dalam story telling copywriting.
Apakah kepribadiannya, cerita inspiratifnya, ata cerita sedihnya. Objek di lingkungan sekitar seperti ‘tetangga’, ‘bapak/ibu kos’, dan ‘dosen’ cocok untuk Anda gunakan dalam story telling copywriting.
Ini mengingat audiens juga punya orang-orang tersebut di sekitar mereka. Jadi, potensi merasa terhubung dengan cerita Anda secara emosional lebih mungkin terjadi.
-
Memainkan Emosi
Bermain dengan emosi audiens menjadi trik yang kini juga umum diterapkan dalam copywriting. Anda bisa menggunakan cerita mengharukan atau cerita menginspirasi yang mengundang reaksi emosional seperti empati, simpati, hingga sukacita.
Tetapi, pastikan bahwa Anda tidak bercerita dengan unsur hoax yang merugikan hanya demi simpati audiens. Untuk mengoptimalkan storytelling copywriting yang bermain dengan emosi, sertakan juga urgensi agar audiens terdorong untuk melakukan tindakan pembelian.
-
Menyampaikan Opini
Sebuah topik bisa menjadi lebih menarik jika terdapat perbedaan pendapat atau opini yang menyertainya. Anda bisa memanfaatkan perbedaan tersebut untuk mengawali storytelling copywriting agar lebih menarik.
Khususnya bila opininya mengenai topik terkini yang sedang trending. Namun, tetap sesuaikan dengan produk/layanan serta target audiens Anda terutama jika opini tersebut berkaitan dengan isu yang sensitif seperti politik.
Timing yang tepat pun krusial agar awareness audiens masih tinggi dan bisa relate atau terhubung dengan konteks narasi yang Anda buat.
Kenapa Storytelling dalam Copywriting itu Penting?
Esensi story telling dalam copywriting layaknya teh dan gula yang saling melengkapi. Bercerita akan menguatkan unsur menjual yang persuasif dalam copywriting secara lebih halus tanpa unsur paksaan.
Ini lebih memungkinkan copywriting untuk menghasilkan konversi. Selain itu, story telling juga penting karena:
-
Membangun Koneksi Emosional dengan Audiens
Keberadaan story telling memudahkan Anda membangun koneksi secara emosional ke audiens melalui narasi pengalaman pribadi yang nyata.
Target audiens akan merasa lebih relevan dan terhubung seolah-olah mereka menjadi bagian dalam cerita Anda.
-
Mengkomunikasikan Nilai-Nilai Merek
Story telling juga menjadi trik mengkomunikasikan nilai yang melekat pada suatu merek dengan cara lebih memikat. Kaitkan narasi dengan nilai merek yang ingin ditonjolkan agar memberikan kesan mendalam.
Jadi, merek Anda bisa memiliki identitas yang sarat dengan nilai dan ciri khasnya sebagai sebuah bisnis.
-
Mendorong Tindakan
Narasi dalam story telling yang dibungkus sedemikian rupa dan berhasil membangun koneksi emosional kemudian akan lebih mudah meyakinkan audiens untuk melakukan tindakan pembelian.
Ini tidak lain karena audiens merasa Anda bisa dipercaya dan terjamin kredibilitasnya. Bahkan, peluang mereka menjadi pelanggan tetap juga lebih besar.
Fungsi Storytelling dalam Mendorong Penjualan
Story telling bukan hanya sekedar cerita saja, melainkan juga berfungsi untuk menyampaikan pesan yang relevan kepada audiens agar segera melakukan sebuah tindakan. Adapun fungsi story telling dalam transaksi bisnis antara lain:
- Meningkatkan leads. Story telling mentransfer nilai dan prinsip bisnis Anda ke audiens menggunakan produk/layanannya. Ini memungkinkan mereka untuk menjadi leads atau prospects yang mulai tertarik dengan bisnis Anda;
- Mendorong pembelian. Testimoni menjadi faktor pendukung dalam pengambilan keputusan, khususnya ketika audiens ingin membeli sesuatu. Pada dasarnya, testimoni sering kali adalah sebuah narasi yang menceritakan dampak/manfaat suatu produk/layanan untuk pemberi testimoni dan bukan daftar fitur dan fakta semata;
- Menciptakan komunitas pelanggan setia. Ketika audiens terhubung secara emosional dan yakin dengan bisnis Anda, maka mereka tidak ragu untuk mendukung Anda sepenuhnya. Itulah mengapa, pada akhirnya banyak yang kembali dan memutuskan untuk berlangganan secara konsisten.
Contoh Copywriting Storytelling yang Meningkatkan Konversi
- Contoh copywriting story telling yang berorientasi pada konversi:
“Kamu lebih suka yang mana, warna lilac atau tosca?
Dua warna ini memang lagi hits karena cantik banget! Kemarin baru aja launching 2000 pcs, langsung habis tak bersisa nggak sampai 1 minggu! Bahkan, gak keburu buat diiklanin karena udah diburu kalian duluan >.<
Kira-kira kalo aku restock dua warna ini, kamu sukanya dalam hijab segitiga atau pashmina sis? Atau dua-duanya aja? Hehehe….
Tapi, aku gak bakal restock banyak. Jadi, langsung kontak admin kita kalau gak mau kehabisan! Belum tentu ada PO kloter kedua yang entah kapan, lho!”
- Contoh copywriting storytelling berdasarkan pengalaman pribadi, berikut contohnya:
“Semalam saya merasa tertampar karena habis bertemu teman lama. Dia mengeluh bisnisnya lagi carut marut, akhirnya saya bilang bahwa bisnis sekarang rata-rata memang sedang down kondisinya.
Tapi, teman saya justru bilang omongan saya justru hanya alasan yang bikin saya punya beribu alasan lainnya untuk malas memperbaiki keadaan. Iya juga, ya!
Akhirnya, dia suruh saya baca buku ‘The Outward Mindset: Seeing Beyond Ourselves’. Asli, baru baca sampai halaman ke-9 tapi sudah seperti ditampar berkali-kali! Ternyata, saya adalah alasan kenapa kehidupan saya begini-begini saja. Saya malu!
Buku ini memang terlampau bagus. Kalau Anda juga ingin dapat tamparan keras seperti saya, langsung order bukunya via Whatsapp di 123456789”.
Storytelling memang jadi trik ampuh dalam menaikkan penjualan karena dampaknya tidak main-main untuk menarik audiens. Anda bisa bercerita tentang pengalaman pribadi, berbagi opini, cerita tentang orang lain, atau bermain dengan emosi audiens lewat cerita haru.
Jadi, bisnis Anda bisa membangun fondasi emosional yang kokoh dengan audiens dan mendorong mereka melakukan pembelian.
Menyampaikan cerita menarik lewat konten copywriting memang tidak mudah. Itulah sebabnya, Anda harus mengandalkan ahli di bidangnya seperti IndonesianWriter!
Jasa Copywriting kami berpengalaman dalam menciptakan copy yang menggugah audiens dan meningkatkan leads. Hubungi kami dan rencanakan peningkatan penjualan dengan copywriting storytelling!
FAQ
Berikut merupakan sejumlah pertanyaan beserta jawaban yang membahas mengenai seni bercerita dalam copywriting:
- Apa itu storytelling copywriting?
Ini yaitu teknik memanfaatkan narasi, metafora, anekdot, atau contoh untuk menunjukkan suatu hal, membangkitkan emosi, atau menyampaikan suatu pesan.
Hal ini dapat meningkatkan engagement dengan pembaca dan menghipnotis audiens untuk melakukan tindakan tertentu.
Selain itu, cerita juga akan membuat tulisan Anda lebih melekat dalam benak pembaca dibandingkan dengan menyajikan angka atau fakta.
- Kapan menggunakan storytelling dalam copywriting?
Penggunaan cerita dalam copywriting dapat disesuaikan dengan tujuan, audiens, serta konteksnya. Sebuah cerita dapat dimanfaatkan untuk menarik minat dan perhatian.
Selain itu, cerita juga dapat membantu meningkatkan kredibilitas dengan menunjukkan bahwa Anda memahami masalah mereka dan memiliki sarana untuk mengatasi masalah tersebut.
- Kapan harus menghindari penggunaan storytelling dalam copywriting?
Jika Anda membutuhkan sebuah copywriting yang ringkas dan jelas, menggunakan cerita di dalamnya bukan sebuah solusi. Pembaca justru akan kehilangan fokus dan membuat konten tersebut lebih rumit.
Selain itu, cerita juga dapat menimbulkan efek bias pada sesuatu hal yang bersifat objektif dan faktual. Hal ini dapat membuat audiens meragukan kredibilitas Anda.
Cerita juga sebaiknya dihindari jika Anda memerlukan iklan yang spesifik dan langsung agar tidak membuat pembaca menjadi bingung.
- Bagaimana cara efektif menggunakan storytelling dalam copywriting?
Bila Anda ingin memanfaatkan storytelling pada copywriting, sebaiknya pilih cerita yang menarik, relevan, dan dapat berdampak positif pada audiens. Selain itu, pertimbangkan target pasar dan minat mereka.
Pastikan cerita yang disampaikan mendukung pesan utama dan mampu mengarahkan pembaca untuk melakukan tindakan yang diinginkan. Terakhir, buatlah pesan yang jelas, spesifik, serta autentik agar mampu menggugah emosi pembaca.