Konten Evergreen vs Trending: Harus Pilih yang Mana?
Perubahan perilaku pencarian online kini bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Kehadiran Google AI Overview telah membuat cara orang menemukan informasi berubah secara signifikan.
Jika dulu pengguna harus menelusuri halaman demi halaman, sekarang mereka bisa langsung melihat ringkasan jawaban di atas hasil pencarian.
Perubahan ini membawa tantangan baru. Persaingan tidak hanya terjadi antar website, tetapi juga dengan ringkasan AI yang dihasilkan langsung oleh Google.
Kondisi ini menuntut bisnis untuk lebih cermat memilih jenis konten, apakah harus fokus ke konten evergreen yang abadi, atau justru ke konten trending yang cepat viral?
Pertanyaannya: “Apakah bisnis Anda lebih cocok fokus ke evergreen atau trending content?” Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan, kelebihan, kekurangan, serta strategi mengoptimalkan konten evergreen vs trending agar tetap relevan di era AI Overview.
Apa Itu Konten Evergreen dan Trending?
Sebelum membahas mana yang lebih baik untuk bisnis antara konten evergreen dan konten trending di era AI Overview, sebaiknya pahami dulu pengertian dari dua jenis konten ini sebagai berikut:
1. Konten Evergreen
Konten evergreen adalah jenis konten yang selalu relevan meskipun waktu terus berjalan. Topiknya tidak terikat pada tren sesaat, melainkan menjawab kebutuhan dasar audiens.
Ciri-ciri konten evergreen:
- Topiknya tidak mudah basi.
- Dicari sepanjang tahun.
- Memberikan nilai jangka panjang.
- Cocok dioptimasi untuk SEO.
Contoh evergreen content:
- Industri kesehatan: “Cara menjaga pola hidup sehat”
- Industri finansial: “Tips mengatur keuangan keluarga”
- Industri digital marketing: “Apa itu SEO dan bagaimana cara kerjanya?”
Mengapa evergreen content penting? Karena konten ini bisa menjadi fondasi SEO jangka panjang. Jika dioptimalkan dengan baik, evergreen content bisa terus mendatangkan traffic organik selama bertahun-tahun.
2. Konten Trendin
Sebaliknya, konten trending adalah konten yang relevan dalam waktu singkat, biasanya terkait dengan isu atau kejadian terbaru.
Ciri-ciri konten trending:
- Cepat viral tapi cepat pula usang.
- Traffic melonjak tajam dalam waktu singkat.
- Lebih banyak dimainkan di media sosial.
- Sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness.
Contoh konten trending:
- “Reaksi warganet terhadap peluncuran iPhone terbaru”
- “5 Meme lucu dari pertandingan final Liga Champions”
- “Trend TikTok 2025 yang wajib dicoba brand”
Konten trending membantu brand mendapatkan eksposur instan dan meningkatkan engagement, meski tidak selalu bertahan lama dalam hasil pencarian.
Kelebihan & Kekurangan Konten Evergreen vs Trending di Era AI Overview
Untuk membantu pembaca menimbang mana yang lebih baik antara konten evergreen dan konten trending, berikut tabel perbandingan yang bisa Anda pelajari:
ASPEK | KONTEN EVERGREEN | KONTEN TRENDING |
Relevansi | Selalu dicari sepanjang waktu | Hanya relevan saat tren berlangsung |
Traffic | Stabil dan jangka panjang | Lonjakan tinggi tapi cepat turun |
SEO & AI Overview | Mudah dipilih Google sebagai sumber AI Overview | Sulit bertahan lama di AI Overview |
Engagement | Sedang, lebih fokus pada kebutuhan informasi | Tinggi, karena sifatnya viral & shareable |
Kelebihan | Fondasi SEO, otoritas brand, traffic konsisten | Awareness cepat, cocok untuk kampanye |
Kekurangan | Pertumbuhan lambat, butuh optimasi rutin | Umur konten singkat, cepat basi |
Strategi Mengoptimalkan Evergreen dan Trending Content
Agar bisa memanfaatkan kedua jenis konten ini di era AI Overview, bisnis perlu strategi khusus. Berikut strategi dan cara mengoptimalkan konten evergreen dan konten trending yang bisa Anda terapkan dalam bisnis:
- Strategi untuk Konten Evergreen
- Riset topik yang selalu relevan. Gunakan tools seperti Ahrefs, SEMrush, atau Google Keyword Planner untuk menemukan keyword abadi.
- Gunakan struktur jawaban langsung. AI Overview cenderung memilih konten dengan jawaban ringkas yang jelas.
- Perkuat E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness). Tunjukkan pengalaman, sertakan data, dan bangun otoritas penulis.
- Update konten secara berkala. Evergreen tetap perlu penyegaran agar relevan dengan algoritma terbaru Google.
- Strategi untuk Konten Trending
- Monitor tren dengan tools. Anda bisa menggunakan Google Trends, Twitter/X trending topic, atau komunitas niche untuk memonitor tren terkini.
- Buat konten cepat & shareable. Konten trending harus diproduksi dan dipublikasikan secepat mungkin.
- Hubungkan dengan brand message. Jangan asal ikut tren, pastikan relevan dengan identitas brand.
- Manfaatkan distribusi di media sosial. Gunakan platform visual seperti Instagram, TikTok, YouTube Shorts untuk mempercepat visibilitas.
- Kombinasikan Evergreen dan Trending (Hybrid Strategy)
Menggabungkan evergreen dan trending bisa jadi strategi paling efektif di era AI overview. Evergreen memberi pondasi SEO, sedangkan trending memberi boost awareness.
Contohnya:
Brand fashion global sering membuat artikel evergreen seperti “Cara memilih outfit sesuai body type” lalu mengkombinasikannya dengan konten trending seperti “Trend fashion warna pastel musim panas 2025”.
Proporsi ideal:
- Bisnis baru → 70% evergreen + 30% trending.
- Brand mapan → 50% evergreen + 50% trending.
KPI yang Harus Dipantau dalam Strategi Konten Evergreen vs Trending
Agar strategi konten tidak hanya sekadar berjalan, tetapi juga memberikan hasil nyata, bisnis perlu memantau Key Performance Indicator (KPI) secara konsisten.
Dengan KPI, Anda bisa melihat apakah konten evergreen sudah memberikan efek jangka panjang dan apakah konten trending benar-benar berhasil mendorong awareness dalam waktu singkat.
KPI untuk Konten Evergreen
Konten evergreen berfokus pada stabilitas dan keberlanjutan. Oleh karena itu, KPI yang relevan biasanya berkaitan dengan pertumbuhan organik dan otoritas website. Beberapa indikator yang perlu dipantau adalah:
- Ranking Stabil di AI Overview dan SERP
- Konten evergreen yang kuat biasanya mampu mempertahankan posisinya dalam jangka panjang.
- Pastikan artikel Anda sering muncul di ringkasan AI Overview atau setidaknya di halaman pertama Google.
- Traffic Organik Jangka Panjang
- Lihat tren traffic selama berbulan-bulan, bukan hanya dalam hitungan hari.
- Konten evergreen yang efektif akan terus mendatangkan pengunjung baru dari pencarian organik.
- Jumlah Backlink Berkualitas
- Backlink dari website otoritatif menjadi indikator bahwa konten Anda dipercaya dan dirujuk banyak pihak.
- Semakin banyak backlink relevan, semakin besar peluang konten evergreen memenangkan persaingan di AI Overview.
- Dwell Time & Bounce Rate
- Konten evergreen biasanya lebih panjang dan mendalam.
- Periksa apakah audiens membaca artikel hingga selesai atau justru cepat keluar dari halaman.
KPI untuk Konten Trending
Konten trending menekankan pada kecepatan dan viralitas. Oleh karena itu, KPI yang dipantau biasanya lebih berhubungan dengan engagement dan seberapa cepat konten menyebar.
- Peak Traffic dalam Waktu Singkat
- Lihat lonjakan traffic dalam 24–72 jam pertama setelah konten dipublikasikan.
- Peak traffic yang tinggi menandakan topik yang Anda pilih benar-benar relevan dengan tren saat itu.
- Engagement Rate di Media Sosial
- Ukur jumlah like, share, comment, retweet, atau repost di berbagai platform.
- Engagement tinggi menunjukkan konten trending berhasil memicu interaksi audiens.
- Jumlah Brand Mention & Awareness
- Lacak berapa kali brand Anda disebut di media sosial, forum, atau bahkan media online.
- Semakin tinggi mention, semakin luas jangkauan awareness yang diciptakan.
- CTR (Click-Through Rate) dari Distribusi Konten
- Jika Anda membagikan konten trending melalui email marketing atau iklan berbayar, pantau CTR untuk melihat seberapa menarik judul dan deskripsi Anda.
Rekomendasi Jenis Konten yang Tepat untuk Bisnis
Pemilihan antara konten evergreen vs trending tidak bisa dilakukan sembarangan. Setiap bisnis memiliki kebutuhan, tujuan, serta karakter industri yang berbeda. Berikut rekomendasi strategi yang bisa dijadikan acuan untuk bisnis Anda:
- Jika Bisnis Baru: Fokus pada Konten Evergreen
Untuk brand yang baru mulai membangun jejak digital, konten evergreen adalah pilihan terbaik. Alasannya:
- Evergreen content mampu membangun fondasi SEO jangka panjang, sehingga website lebih mudah ditemukan di mesin pencari.
- Topik evergreen memberikan kesan profesional dan otoritatif, yang penting untuk membangun kepercayaan audiens.
- Artikel evergreen biasanya bersifat edukatif, sehingga dapat mendatangkan traffic konsisten dari audiens baru.
Contoh:
- Bisnis kuliner baru bisa membuat artikel tentang “Tips Menyimpan Bahan Makanan agar Tahan Lama” atau “Cara Membuat Sambal yang Awet dan Higienis.”
- Startup finansial bisa memulai dengan konten seperti “Apa Itu Investasi Reksadana dan Bagaimana Memulainya.”
- Jika Brand Sudah Mapan: Kombinasikan Evergreen dan Trending
Bagi bisnis yang sudah memiliki basis audiens dan reputasi kuat, mengandalkan evergreen saja tidak cukup. Kombinasi evergreen dan trending content akan membuat brand tetap relevan dan dinamis.
- Konten evergreen berfungsi menjaga posisi brand di pencarian jangka panjang.
- Konten trending memberikan dorongan cepat untuk engagement, awareness, dan memperkuat brand recall di tengah audiens yang haus informasi terbaru.
Contoh:
- Perusahaan teknologi bisa menulis artikel evergreen seperti “Panduan Lengkap Cloud Computing,” lalu melengkapinya dengan konten trending seperti “Update Fitur Terbaru Google Cloud 2025.”
- Brand fashion mapan bisa menulis konten evergreen seperti “Jenis-jenis Kain untuk Pakaian Formal,” lalu menambahkan artikel trending tentang “Tren Fashion Warna Pastel di Tahun 2025.”
- Proporsi Konten: Sesuaikan dengan Tujuan Bisnis dan Industri
Tidak ada formula tunggal dalam strategi konten. Proporsinya harus fleksibel, sesuai dengan tujuan bisnis dan karakter industri:
- Industri Teknologi & Digital Marketing
Perubahan sangat cepat, sehingga porsi konten trending sebaiknya lebih besar yaitu berkisar 60% trending dan 40% evergreen.
- Industri Kesehatan, Pendidikan, dan Finansial
Informasi dasar jarang usang, jadi dominasi konten evergreen lebih aman. Presentasinya berkisar 70% evergreen, dan 30% trending.
- Industri Fashion, Entertainment, dan Lifestyle
Cenderung mengikuti tren, sehingga porsi bisa seimbang, yaitu 50% evergreen dan 50% trending.
Dengan menyesuaikan proporsi konten, bisnis bisa menjaga keseimbangan antara stabilitas jangka panjang (evergreen) dan relevansi jangka pendek (trending) di era AI Overview.
Mulailah Audit Konten Anda Hari Ini dan Tentukan Strategi yang Tepat
AI Overview mengubah cara Google menilai dan menampilkan konten. Kini, memilih antara konten evergreen vs trending bukan sekadar opsi, melainkan strategi bisnis.
Evergreen content adalah pondasi jangka panjang untuk traffic stabil dan otoritas brand. Sedangkan trending content adalah dorongan cepat untuk awareness dan engagement.
Kombinasi keduanya akan menciptakan strategi konten yang paling efektif di era AI Overview.
Jika Anda butuh bantuan dalam membuat konten evergreen maupun trending, tim IndonesianWriter hadir untuk membantu meriset dan menulis sesuai dengan identitas brand Anda. Hubungi kontak kami untuk konsultasi lebih lanjut.
FAQ
- Apa Perbedaan Utama Konten Evergreen dan Trending?
Evergreen selalu relevan dalam jangka panjang, sedangkan trending hanya relevan saat isu sedang hangat.
- Jenis Konten Mana yang Lebih Disukai AI Overview?
Konten evergreen lebih mudah dipilih karena stabil dan berkualitas, meskipun konten trending juga bisa muncul jika topiknya sedang viral.
- Apakah Konten Trending Bisa Dioptimalkan untuk SEO?
Bisa, tapi umurnya pendek. Optimasi harus cepat agar traffic maksimal saat tren masih panas.
- Bagaimana Cara Memilih Jenis Konten untuk Bisnis Saya?
Pertimbangkan tujuan bisnis. Jika ingin otoritas jangka panjang, pilih evergreen. Jika ingin cepat viral, pilih trending. Kombinasi keduanya sering jadi strategi terbaik.