Saat ini, kita hidup di era di mana Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan menjadi salah satu teknologi yang semakin masif digunakan dalam berbagai bidang. Salah satu contoh penggunaannya yaitu AI dalam komunikasi.
Namun, sebenarnya seberapa jauh peran AI dalam membantu manusia berkomunikasi? Lalu, apakah AI juga mampu menggantikan peran penulis manusia dalam menciptakan konten yang berkualitas? Mari kita ulas lebih lanjut!
Peran AI dalam Komunikasi
Anda mungkin sudah tahu, AI mampu memproses informasi dalam jumlah besar dan merespons secara cepat, bahkan lebih cepat dari manusia.
Sebagai contoh, AI chatbot seperti ChatGPT atau Google Gemini bisa menjawab pertanyaan pelanggan 24 jam sehari tanpa perlu istirahat seperti manusia, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih efisien bagi pengguna kapanpun dibutuhkan.
Selain itu, AI juga mampu menangani banyak interaksi secara bersamaan. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang sulit dilakukan oleh manusia.
Itu sebabnya, kini semakin banyak orang yang menggunakan alat berbasis AI untuk membantu proses komunikasi. Lantas AI vs Human writer, siapa yang lebih baik?
Dengan perkembangan AI yang sangat pesat, tentunya semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi komunikasi bisnis mereka, salah satunya yaitu melalui chatbot berbasis AI.
Bahkan, menurut laporan Zendesk Customer Experience Trends 2023, sebanyak 72% perusahaan besar di Amerika Utara sudah menggunakan AI chatbot untuk meningkatkan interaksi dengan pelanggan.
Keterbatasan AI dalam Penulisan Konten
Di sisi lain, komunikasi tidak hanya terbatas dalam bentuk chat atau obrolan teks saja. Selain itu, terdapat juga bentuk komunikasi lainnya, misalnya melalui verbal, tulisan, atau konten seperti artikel.
Penggunaan chatbot berbasis AI dalam komunikasi tentunya dapat sangat membantu perusahaan, namun teknologi ini memiliki sejumlah keterbatasan jika digunakan untuk menulis konten yang berkualitas.
Sebab, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi AI adalah belum bisa memahami nuansa bahasa dan konteks yang lebih mendalam.
Pasalnya, ketika menulis konten, manusia tidak hanya menggunakan kata-kata, tetapi juga melibatkan nada bicara (tone), nuansa bahasa, emosi, dan konteks. Ini adalah hal-hal yang belum bisa dipahami oleh AI dengan baik.
Sebagai contoh, AI seringkali kesulitan dalam menyesuaikan nada tulisan dengan tujuan konten.
Padahal, konten yang ditujukan untuk edukasi biasanya butuh nada yang lebih serius dan informatif, sementara konten yang bersifat hiburan bisa lebih santai dan menarik.
Sayangnya, AI masih cenderung menghasilkan konten yang datar dan kurang memiliki keterlibatan emosional dengan pembaca. Itu sebabnya, penggunaan AI dalam konten SEO seperti artikel masih kurang efektif untuk diterapkan.
Mengapa Penulis Manusia Lebih Baik untuk Konten Berkualitas?
Oleh karena itu, jika berbicara tentang penulisan konten berkualitas, manusia masih memiliki keunggulan yang tetap tidak bisa digantikan oleh AI.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa manusia tetap lebih unggul dibanding AI:
-
Kreativitas dan Pengalaman Manusia yang Tidak Tergantikan
Pada dasarnya, AI hanya mampu menghasilkan konten berdasarkan data yang telah diprogramkan atau dipelajarinya. Itu artinya, AI tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar baru atau inovatif.
Manusia mungkin bisa menggunakan AI dalam komunikasi biasa, tapi penulisan konten tentunya memerlukan kreativitas untuk membuat sesuatu yang unik dan menarik bagi pembaca.
Padahal, AI hanya dapat memproses informasi yang sudah ada dan menggabungkannya dalam bentuk yang mirip dengan pola sebelumnya.
Di sisi lain, kreativitas sangat penting untuk membuat konten yang berbeda dari pesaing. Sebab dalam dunia SEO, konten yang segar, unik, dan out of the box adalah kunci untuk mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari.
Baca Juga: Strategi Pemasaran Cerdas Menggunakan Jasa Penulis Berkualitas
-
Sentuhan Emosional dan Gaya Penulisan
Dalam menulis konten yang berkualitas, pemilihan kata yang tepat sangat penting untuk menyampaikan maksud yang ingin disampaikan dengan cara yang paling efektif dan menarik.
Penulis manusia tentu dapat menyesuaikan pemilihan kata untuk menciptakan emosi atau respons tertentu dari pembaca, sementara AI cenderung menghasilkan tulisan yang kurang menyentuh secara emosional.
Contoh, kita sebagai manusia bisa membuat konten terkesan lebih hidup dan relevan dengan pembaca dengan cara memilih kata-kata atau gaya penulisan tertentu, misalnya dengan menyisipkan humor, ketegangan, atau emosi lainnya.
Sementara itu, AI umumnya hanya mampu menghasilkan teks yang cenderung datar dan monoton karena teknologi ini tidak bisa memahami perbedaan nada bicara, suasana, atau emosi dalam tulisan.
Hal inilah yang membuat chatbot AI kurang mampu menghasilkan konten yang benar-benar bisa terhubung dengan audiens.
-
Pemahaman Kontekstual dalam Penulisan SEO oleh Penulis Manusia
Dalam hal pemahaman konteks, penggunaan AI dalam komunikasi juga masih kalah jauh dari manusia. Padahal, sebuah konten seringkali memerlukan pemahaman konteks yang mendalam dari segi sosial, budaya, ataupun tujuan dari sebuah tulisan.
Misalnya, satu kalimat dapat memiliki makna berbeda tergantung pada siapa yang membacanya atau situasi di mana itu digunakan.
Contoh, kata “bahagia” dan “senang” mungkin punya arti yang serupa, tetapi ada sedikit perbedaan spesifik jika kita ingin menggunakannya dalam kalimat.
Nah, AI sering kesulitan untuk membedakan dan memilih kata yang tepat dari sebuah konteks. Seringkali, AI justru menghasilkan teks yang bersifat general (umum) atau datar karena tidak bisa memahami konteks yang lebih kompleks.
Ini membuat konten yang dihasilkan bisa jadi tidak sesuai dengan target audiens. Atau bahkan, bisa jadi konten tersebut malah disalahartikan oleh orang yang membaca.
Jadi, AI memang mampu membantu dalam riset kata kunci dan analisis data, tetapi tetap saja, penulis manusia lebih unggul dalam menyusun konten yang tidak hanya ramah mesin pencari tetapi juga ramah pembaca, sebab sesuai dengan konteks.
Mengapa Konten Berkualitas Butuh Sentuhan Manusia?
Jadi, apa kesimpulannya? Apakah penggunaan AI untuk penulisan konten SEO sama pentingnya seperti peran AI dalam komunikasi? Jawabannya, belum tentu!
Saat ini, memang mulai banyak yang berpikir bahwa Artificial Intelligence dapat menggantikan peran manusia dalam menciptakan konten. Tapi, konten biasa tentu berbeda dengan konten berkualitas tinggi.
Ingat, konten berkualitas tetap memerlukan kreativitas, emosi, dan pemahaman kontekstual yang hanya dimiliki manusia. Dibanding AI, manusia lebih mampu memahami bagaimana pembaca berpikir dan merespon informasi tertentu.
Perusahaan bisa saja menggunakan chatbot berbasis AI untuk membantu proses komunikasi mereka dengan pelanggan, tapi produksi konten harus tetap melibatkan peran penulis manusia.
Artinya, Anda boleh dan sah-sah saja menggunakan AI dalam komunikasi, dalam penulisan konten, ataupun untuk bidang lainnya, tapi Anda tetap butuh berinvestasi pada sumber daya manusia yang kreatif dan berpengalaman.
Nah, jika Anda sedang mencari solusi produksi artikel SEO berkualitas tinggi yang didukung oleh penulis manusia berpengalaman, IndonesianWriter adalah partner yang tepat. Hubungi kami sekarang untuk informasi selengkapnya!