Dalam dunia SEO, istilah content pruning mungkin belum begitu familier bagi banyak orang. Bahkan, mungkin masih banyak orang yang belum paham apa itu content pruning dan pentingnya bagi SEO.
Padahal, strategi ini sebenarnya sangat bermanfaat dalam meningkatkan performa website di mesin pencari. Jadi, mari kita bahas lebih dalam mengenai definisi, manfaat, hingga cara untuk melakukannya!
Apa itu Content Pruning?
Dalam bahasa Indonesia, pruning artinya pemangkasan. Jadi, sederhananya, content pruning adalah proses memangkas, memotong, membersihkan, atau menghapus konten yang kurang berkualitas ataupun yang sudah usang/lama dari website Anda.
Sebab, jika diibaratkan, website itu seperti seperti sebuah kebun. Seperti yang Anda tahu, kebun yang baik dan sehat bukan kebun yang paling lebat dan paling banyak ditumbuhi oleh pohon atau tanaman. Terkadang, terlalu banyak pohon justru bisa jadi kurang optimal.
Itu sebabnya, kebun yang sehat memerlukan pemangkasan rutin untuk memastikan seluruh tanaman yang ada dapat tumbuh dengan baik dan tidak saling bersaing untuk mendapatkan cahaya dan nutrisi.
Begitu pula dengan sebuah website. Dalam dunia digital, content pruning berfungsi untuk memangkas konten yang dianggap sudah tidak lagi relevan atau berkinerja buruk, agar konten lain yang lebih baik bisa berkembang dan lebih terlihat oleh audiens.
Jadi, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas keseluruhan konten di sebuah website sehingga dapat mendukung optimasi mesin pencari (SEO).
Namun, melakukan content pruning bukan berarti semua konten yang kurang baik harus dihilangkan. Ada beberapa jenis pendekatan lainnya yang bisa diambil, di antaranya yaitu:
- Refreshing (memperbarui konten)
- Consolidating (menggabungkan konten)
- Removing (menghapus konten)
Mengapa Content Pruning Penting bagi SEO?
Setelah memahami apa itu content pruning, lalu sebenarnya mengapa melakukan pemangkasan konten itu penting?
Dari sekilas penjelasan di atas, Anda mungkin sudah tahu bahwa strategi ini bisa berdampak baik bagi SEO. Berikut beberapa contoh manfaatnya.
-
Meningkatkan Peringkat SEO
Pada dasarnya, mesin pencari dirancang untuk memberikan jawaban paling relevan kepada pengguna atas pertanyaan atau kata kunci dalam pencarian mereka.
Itu sebabnya, konten yang kurang relevan, isinya duplikat, atau sudah usang sering kali diturunkan peringkatnya oleh mesin pencari. Artinya, dengan mengeliminasi konten semacam ini, Anda dapat meningkatkan potensi peringkat website.
Selain itu, content pruning dapat membantu memperbaiki skor EEAT (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) yang berpengaruh pada peringkat sebuah situs di hasil pencarian.
Mengurangi konten berkualitas rendah juga dapat mengurangi bounce rate yang tinggi, sehingga meningkatkan kualitas keseluruhan web Anda.
-
Meningkatkan Kualitas Crawling
Search engine seperti Google menggunakan crawler untuk mengindeks halaman web. Namun, crawler ini memiliki batasan dalam hal berapa banyak halaman yang dapat mereka indeks dari sebuah situs dalam satu waktu, yang dikenal sebagai crawl budget.
Jika web Anda dipenuhi dengan halaman berkualitas rendah, dikhawatirkan crawler bot dari mesin pencari mungkin akan menghabiskan waktu mereka pada halaman-halaman tersebut, sehingga mengabaikan konten lain yang berkualitas tinggi.
Dengan menghapus atau memperbarui konten yang tidak perlu, Anda dapat memastikan bahwa crawl budget Anda benar-benar digunakan dengan efisien untuk halaman-halaman yang berkualitas tinggi saja.
Tentunya, hal ini dapat meningkatkan visibilitas dan peringkat situs Anda di hasil pencarian. Khususnya bagi pemilik website besar dengan ribuan halaman, ini sangat dibutuhkan untuk memastikan semua halaman penting terindeks dengan baik.
-
Meningkatkan Navigasi Situs
Website besar umumnya memiliki ratusan bahkan ribuan postingan blog yang tercantum dalam berbagai kategori. Memang benar, bahwa banyaknya artikel ini dapat menunjukkan keahlian dan otoritas suatu website.
Namun, jika tidak diatur dengan baik, hal ini dapat menyebabkan masalah dengan navigasi pengguna dan retensi pelanggan. Sebuah studi menemukan bahwa 34,6% pengguna cenderung meninggalkan sebuah web karena struktur konten yang buruk.
Melalui content pruning, maka Anda bisa menghapus artikel lain yang berkualitas rendah, sehingga konten yang baik bisa lebih mudah dinavigasi dan ditemukan oleh pengunjung.
-
Meningkatkan User Experience (UX)
Informasi yang outdated, tidak akurat, atau sudah tidak relevan dapat merusak reputasi situs Anda dan menurunkan kepercayaan pengunjung. Hal ini tentunya berkaitan dengan pengalaman pengguna atau user experience.
Jika melakukan content pruning, maka Anda dapat memastikan bahwa semua informasi di web tersebut tetap up-to-date dan relevan. Sebab, konten yang dihasilkan sangat mempengaruhi bagaimana audiens melihat situs Anda.
Semakin banyak konten yang berkualitas rendah, semakin buruk pandangan konsumen terhadap web atau perusahaan Anda.
Sebaliknya, dengan berfokus pada konten yang paling bernilai dan terbaru, pengalaman pelanggan akan meningkat dan kecenderungan mereka untuk berkunjung kembali ke web Anda semakin tinggi.
-
Meningkatkan Potensi Pendapatan Lebih
Menurut sebuah studi kasus, penerapan content pruning secara efektif dapat meningkatkan strategi konten yang menghasilkan pendapatan.
Sebagai contoh, perusahaan Home Science Tools menghapus 10% dari konten yang mereka miliki di web resmi menggunakan strategi content pruning secara hati-hati.
Hasilnya, setelah pemangkasan konten, perusahaan tersebut berhasil melihat adanya peningkatan sebesar 104% dalam hal sesi organik, peningkatan pendapatan dari konten strategis sebesar 64%, dan peningkatan transaksi hingga 102%.
Cara Melakukan Content Pruning
Jika ingin memperoleh berbagai manfaat di atas, berikut ini adalah langkah-langkah detail untuk melakukan content pruning secara efektif.
-
Audit Semua Content
Sebelum mulai memangkas konten, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengaudit semua konten yang ada di website Anda. Proses ini melibatkan pengumpulan data dan analisis kinerja setiap halaman.
Anda bisa memanfaatkan berbagai tools seperti Google Analytics, Google Search Console, SEMrush, Ahrefs, atau lainnya untuk mengidentifikasi halaman mana yang memiliki kinerja rendah.
-
Kumpulkan Data
Pertama, mulailah dengan mengumpulkan data dari seluruh halaman di website Anda. Data yang perlu diperhatikan antara lain:
- Organic traffic: Jumlah pengunjung yang datang melalui pencarian organik.
- Keyword rankings: Peringkat kata kunci yang dimiliki halaman tersebut.
- Jumlah backlink: Jumlah tautan balik yang mengarah ke halaman tersebut.
- Durasi session dan bounce rate: Waktu rata-rata yang dihabiskan pengunjung di halaman tersebut dan persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah melihat satu halaman.
-
Analisis Data
Setelah mengumpulkan berbagai data di atas, lakukan analisis untuk mengidentifikasi halaman mana yang berkinerja rendah.
Misalnya, halaman dengan trafik organik kurang dari 1.000 kunjungan per bulan atau halaman dengan bounce rate tinggi bisa menjadi kandidat untuk content pruning.
-
Kelompokkan Konten, Mana yang Berkualitas dan Tidak
Setelah melakukan audit konten, langkah berikutnya adalah mengelompokkan konten berdasarkan kualitasnya. Proses ini dapat membantu Anda menentukan tindakan yang tepat untuk setiap halaman.
Secara umum, Anda bisa mengelompokkannya berdasarkan tiga kategori halaman sebagai berikut:
- Konten berkualitas tinggi: Halaman yang memiliki traffic tinggi, banyak backlink, dan engagement rate yang baik.
- Konten berkinerja rendah: Halaman dengan traffic rendah, backlink sedikit atau tidak ada, dan engagement rate rendah.
- Konten yang sudah kadaluarsa atau tidak relevan: Halaman yang mengandung informasi usang atau yang sudah tidak lagi relevan dengan topik web Anda.
-
Lakukan Tindakan
Setelah mengelompokkan konten, identifikasi jenis tindakan yang diperlukan untuk setiap kelompok, misalnya:
1. Refreshing
Memperbarui konten dengan informasi terbaru dan relevan.
Misalnya, mengganti statistik lama dengan data terbaru menambahkan informasi yang lebih komprehensif, atau memperbaiki tata bahasa dan ejaan.
2. Consolidating
Menggabungkan halaman-halaman yang isinya memiliki topik serupa untuk meningkatkan kualitas dan relevansi konten.
Misalnya, jika Anda memiliki beberapa artikel tentang topik yang sama, coba gabungkan menjadi satu artikel yang lebih lengkap. Jangan lupa gunakan 301 redirects untuk mengarahkan pengunjung dari halaman yang dihapu.
3. Removing
Menghapus konten yang sudah tidak lagi relevan, tidak berkinerja baik, dan tidak memiliki potensi untuk diperbaiki maupun digabungkan dengan konten lain.
Kesimpulan
Kesimpulannya, content pruning adalah strategi penting dalam manajemen konten yang dapat membantu meningkatkan kualitas website Anda secara keseluruhan.
Jadi, dengan memahami content pruning dan menerapkannya bisa membantu meningkatkan peringkat SEO Anda.
Ingatlah untuk melakukan audit secara berkala dan tindak lanjuti hasil dari audit tersebut dengan tindakan yang sesuai.
Untuk Anda yang membutuhkan bantuan lebih lanjut untuk melakukan content pruning atau strategi pemasaran konten lainnya, IndonesianWriter siap membantu.
Kami menyediakan layanan content marketing dan penulisan artikel yang dapat membantu mencapai tujuan SEO Anda. Hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut!