Cara mendeteksi konten AI kini kerap banyak dicari, terutama oleh pemilih blog. Tidak heran, karena kecerdasan buatan ini kini sudah sangat canggih.
Bahkan, beberapa di antaranya bisa menghasilkan konten layaknya buatan manusia. Tentunya, hal ini memberikan keresahan tersendiri bagi mereka yang membuat konten original, bukan hasil AI.
Namun, tenang saja! Karena konten AI bisa Anda deteksi dengan beberapa cara. Penasaran? Mari simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa yang Dimaksud dengan AI Detector?
Kehadiran AI sudah ada sejak abad ke-20. Teknologi ini berawal dari diciptakannya Atanasoff Berry Computer (ABC) pada tahun 1940.
Teknologi tersebut memacu semangat para ilmuwan untuk mengembangkan electronic brain. Hingga akhirnya, terciptalah sebuah teknologi yang disebut Artificial Intelligence atau AI.
Kini, kecerdasan buatan ini sudah semakin canggih. Bahkan mereka bisa membuat konten yang tampak human friendly.
Baca Juga: Cara Menulis Artikel Bahasa Indonesia Menarik dan Human Friendly
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui konten original atau buatan AI yaitu dengan menggunakan AI detector.
AI detector merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui suatu teks ditulis menggunakan AI atau asli buatan manusia. Tools ini tentu sangat berguna untuk mengetahui suatu tulisan yang kemungkinan besar bisa dihasilkan oleh AI.
Misalnya, tenaga pendidik bisa memanfaatkan AI detector untuk mengetahui apakah siswanya menulis sendiri tugasnya atau justru mengandalkan teknologi AI.
AI detector akan menggunakan dua teknologi untuk mendeteksi suatu konten, yaitu prosesor bahasa alami dan pembelajaran mesin.
Kedua teknologi tersebut mendukung AI detector agar dapat bisa mengidentifikasi sintaksis, pola bahasa, hingga tingkat kerumitan konten yang bisa diprediksi.
Bila detektor ternyata menemukan banyak pola yang serupa, kemungkinan konten tersebut merupakan hasil tulisan AI. Selain itu, tools ini juga akan membandingkan contoh teks yang Anda deteksi dengan ribuan contoh teks lainnya buatan AI.
Cara Mendeteksi Konten Terbuat dari AI
Untuk mengetahui suatu konten dibuat oleh AI atau tidak, ada beberapa trik sederhana yang bisa Anda lakukan. Pasalnya, bila diamati konten buatan AI memiliki ciri khas yang mudah dikenali.
Adapun caranya yaitu sebagai berikut.
1. Tulisan Dilakukan secara Berulang
Pernahkah Anda menemukan tulisan yang rasanya seperti bertele-tele dan cenderung mengulang-ulang pembahasan? Bisa jadi, konten tersebut merupakan buatan AI.
Dalam pembuatan konten menggunakan AI, orang cenderung memasukkan kata perintah dengan kata kunci tertentu untuk meningkatkan SEO. Sayangnya, mereka tidak menyadari jika konten yang dihasilkan terus diulang-ulang dan mengalir.
Tentunya, konten seperti ini dapat membuat pembaca lebih mudah bosan. Selain itu, kata kunci yang terlalu banyak pada konten juga akan dianggap spam oleh mesin pencari.
2. Struktur Teks yang Cenderung Monoton
Cara mendeteksi konten AI berikutnya yaitu coba perhatikan struktur teks yang digunakan pada konten tersebut. Pasalnya, konten buatan AI biasanya memiliki struktur yang cenderung monoton.
Memang harus diakui bahwa AI sangat hebat dalam meniru konten. Pasalnya, teknologi ini dapat mempelajari gaya tulisan manusia.
Sayangnya, mereka masih belum mampu menguasai struktur teks yang rumit. Terlebih ketika menjelaskan konsep teknis.
Bagi orang yang memiliki keahlian dalam teknis tertentu, cobalah baca salah satu postingan blog teknis yang tulisannya dibuat oleh AI. Anda pasti akan menemukan banyak informasi yang terkesan “mentah” dan tampak monoton.
Untuk mengetahui bagaimana struktur artikel yang baik dan benar, Anda dapat membaca artikel kami berikut ini “Contoh Artikel dan Strukturnya yang Benar”.
3. Penjelasan secara Umum
Apakah Anda pernah membaca sebuah artikel, tapi seperti tidak mendapatkan apa-apa?
Bisa jadi, konten tersebut merupakan hasil kerja AI. Perlu diketahui, konten yang dihasilkan oleh AI biasanya kurang akurat. Pasalnya, algoritma pada komputer belum mampu mengidentifikasi keakuratan suatu informasi.
Mereka memang bisa menjelajahi mesin pencari dan menyodorkan jawaban dari suatu kata kunci. Namun, sebagian besar plugin atau scraper biasanya hanya akan memberikan hasil teratas.
Faktanya, informasi teratas yang ditampilkan oleh Google pun tidak selalu menjamin bahwa informasi tersebut akurat.
Selain itu, bila ternyata AI tidak mampu menghasilkan informasi yang diminta oleh penggunanya, mereka akan membuat jawaban sendiri yang mirip dengan data yang diminta.
Itulah sebabnya kenapa informasi yang dihasilkan akan terasa umum atau bahkan cenderung “kosong”.
4. Informasi yang Salah dan Ketinggalan Jaman
Meskipun AI merupakan teknologi terkini, tetapi informasi yang disajikan cenderung sudah ketinggalan zaman. Bila dibaca sekilas, memang akan terkesan seperti karya profesional.
Namun, bila diteliti lebih lanjut informasi tersebut justru tidak relevan, atau bahkan menyesatkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa apakah informasi yang Anda baca sudah benar-benar akurat atau tidak.
Pasalnya, informasi yang dapat dikumpulkan oleh bot cukup terbatas oleh faktor tertentu, seperti bentuk, sumber, atau waktu. Jadi, kemungkinan mereka tidak memiliki akses untuk mendapat informasi terbaru.
5. Tidak Adanya Emosi
Konten yang dihasilkan oleh AI cenderung tidak memiliki emosi saat dibaca. Berbeda dengan konten yang dibuat langsung oleh manusia, yang biasanya memiliki perspektif, opini, atau bahkan cerita anekdot.
Hal ini dapat membantu membangkitkan emosi pembaca saat menyimak tulisan tersebut. Mengapa hal ini terjadi?
Karena AI tidak benar-benar menulis konten. Mereka hanya mengumpulkan informasi berdasarkan pola tertentu.
Bahkan, mereka sendiri tidak mengerti apa yang telah mereka tulis selayaknya manusia. Hal inilah yang membuat konten AI terasa lebih hambar.
6. Kurangnya Pengalaman Pribadi
Suatu artikel yang dibuat langsung oleh penulis profesional, biasanya akan menyematkan pengalaman-pengalaman pribadinya. Tentunya, hal ini tidak dapat dilakukan oleh AI.
Pasalnya, cara kerja AI yaitu mengumpulkan dan memanipulasi data sesuai kata kunci yang diminta oleh pengguna.
Oleh karena itu, isi dari konten tersebut biasanya tidak mengandung cerita pribadi dari penulis. Hal inilah yang membuat penulis konten tidak bisa digantikan oleh AI.
7. Gunakan Tools Pendeteksi AI
Cara mendeteksi konten AI berikutnya yaitu Anda bisa menggunakan tools pendeteksi AI. Seperti kata pepatah, Anda harus menggunakan robot untuk menangkap robot yang lain. Nah, disinilah alat pendeteksi AI bisa dimanfaatkan.
AI detector bisa membantu Anda mengetahui suatu konten dihasilkan oleh AI atau tidak. Mereka bekerja dengan cara mendeteksi pola penulisan tertentu yang mirip seperti konten AI.
Misalnya, Anda mengecek sebuah konten artikel menggunakan AI Classifier. Tools ini menggunakan model OpenAI untuk bisa mendeteksi teks yang dibuat oleh AI.
Selain itu, masih banyak tools lainnya yang bisa Anda manfaatkan untuk mendeteksi konten AI.
Tools untuk Mendeteksi Konten AI
Di samping banyaknya tools AI yang bisa digunakan untuk menghasilkan konten, banyak pula tool AI detector yang bisa Anda gunakan untuk mendeteksi konten AI.
Berikut beberapa tools AI detector yang direkomendasikan.
-
Copyleaks
Tools pertama yang bisa Anda gunakan untuk mendeteksi konten AI yaitu Copyleaks.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh salah seorang peneliti asal Universitas Cornwell, Copyleaks dinilai memiliki akurasi hingga 99,1% dalam mendeteksi konten yang dibuat oleh Bard dan GPT-4.
Copyleaks pertama kali didirikan pada tahun 2015. Hingga kini, AI detector ini sudah digunakan oleh jutaan orang untuk mendeteksi konten AI. Termasuk di antaranya bisnis perusahaan atau lembaga pendidikan populer.
Anda bisa menggunakan versi gratis Copyleaks melalui situs mereka tanpa harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Sayangnya, fitur yang ditawarkan tentu lebih terbatas dibanding yang versi langganan.
-
Originality.ai
Originality.ai juga bisa Anda gunakan untuk mendeteksi konten AI. Alat ini mengklaim dirinya mampu mendeteksi konten yang dihasilkan oleh Bard, Chat GPT, Paraphrasing, serta GPT-4 AI dengan akurat.
Sayangnya, tools ini tidak tersedia dalam versi gratis. Pasalnya, Originality.ai menggunakan teknik pemrosesan bahasa yang membutuhkan daya komputasi lebih canggih.
Berbeda dengan detektor AI pada umumnya, Originality.ai juga menyediakan pemindaian situs secara menyeluruh, bukan hanya bisa digunakan untuk memindah potongan teks. Tools ini juga tidak memiliki batasan karakter untuk diperiksa.
-
Content at Scale
Tools lainnya yang tidak kalah canggih untuk mendeteksi konten AI yaitu Content at Scale. AI detector ini bisa Anda gunakan secara gratis, tanpa perlu mengeluarkan biaya sedikit pun.
Content at Scale telah dilatih untuk mendeteksi miliaran halaman data dan bisa memindai hingga 25.000 karakter sekaligus. Kapasitas tersebut kira-kira setara dengan 4.000 kata.
Selain itu, tools ini juga sangat mudah digunakan sehingga ramah bagi pemula. Cukup copy dan paste saja potongan teks yang ingin Anda periksa, dan dalam sekejap Content at Scale akan menunjukkan hasilnya.
Itulah sederet cara mendeteksi konten AI yang bisa Anda lakukan. Mulai dari menganalisis sendiri ciri-ciri tulisan AI hingga menggunakan AI detector.
Masih bingung bagaimana mendapatkan konten yang 100% original? Serahkan saja pada Jasa Penulis Indonesian Writer.
Konten kami 100% original dan dihasilkan oleh para penulis profesional. Hubungi kami untuk informasi selengkapnya!
FAQ
1. Apakah mendeteksi konten AI itu sangat penting?
Mendeteksi konten AI itu sangat penting dilakukan. Adapun beberapa alasannya yaitu:
- Untuk mengetahui originalitas dari suatu konten;
- Sebagai bentuk perlindungan kekayaan intelektual;
- Menjaga kebenaran informasi yang disampaikan;
- Menjaga hubungan antar sesama manusia karena tulisan AI tidak memiliki emosi.
2. Apa dampak negatif dari AI?
Menggunakan AI dalam pembuatan konten dapat memberikan dampak negatif. Adapun dampaknya yaitu:
- Tulisan yang dihasilkan kurang mendalam dan cenderung mengambang;
- Bahasa tulisan yang digunakan berulang-ulang;
- Konten yang dihasilkan tidak dapat membangun emosi pembaca;
- Menodai keoriginalitasan suatu konten dan kredibilitas pembaca terhadap konten yang dibacanya.